Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Senin, 23 April 2012

BANGUN LAGI-JATUH LAGI...! JATUH....! BANGUN LAGI!

Aku jatuh...!
Lalu bangkit...!
Jatuh lagi...!
Bangkit lagi..!
Jatuh...!
Bangkit...!
Jatuh...!
Bangkit...!
Lagi-lagi jatuh...!
Dan bangkit lagi...!
Lagi...!
Lagi...!
Hingga lupa bedanya...
Antara jatuh dan bangkit itu sendiri...!
(catatan di suatu senja)



Saat-saat begini aku tiba-tiba kangen dengan "Mbah Surip". Halah...! Jangan tertawa aku sedang teringat lagunya tapi sedang kugubah kini. "BANGUN LAGI-JATUH LAGI...! JATUH....! BANGUN LAGI!"  Inspirasional ya....! Aku sedang bertanya pada diriku kini bagaimana ya, cara untuk bangun lagi...??? Kok rasanya setelah jatuh, aku merasa sangat terpuruk...!

Hay...hay...! Siapa sedang punya rumus untuk bangkit dari keterpurukan boleh berbagi di sini...! Satu masalahnya adalah tiba-tiba aku 'blank' mau melakukan apa...! Bingung ! Linglung...! Hmmm...mulai kucubit kulitku, rasanya sakit gak ya? Kugigit jariku sakit ternyata. Halah...kok jadi ngelantur begini...! Tapi aku lupa bagaimana membuat bibirku tersenyum beberapa senti ke atas? Jangan-jangan aku lupa rumusnya pula. Oke deh aku coba berkaca, latihan lagi....! hi...hi...Mengapa justru airmata yang berderai????

Hmmm...tilawah-tilawah...! Atau sholat sunnah?...tapi mengapa masih gundah? Apa yang salah??? Wah...mataku masih memerah, tapi semoga bukan darah! Masa sih, sedih begini saja harus nangis darah...??? Sebegitunya hiks...! Hmmm... katanya pada bagian takdir yang tak pernah kita sukai, sejatinya ia tetap menjadi takdir yang telah diciptakan-Nya untuk mendidik kta menjadi semakin baik. Suka atau tidak, terpaksa atau rela adalah pilihan yang menjadi tolok ukur keimanan dan kualitas diri dihadapan Sang Pemilik Kehidupan… Whoy...! Mesti rela nih...! Hu...hu..!

Hmmm....atau aku mencoba menuliskan mimpi saja ya, atau kenangan-kennangan yang indah, tak harus kan semua harus ditulis dengan tinta merah meskipun gundah. Harapku mendung akan berganti cahaya mentari yang cerah. Bukan nasib diri yang selalu merasa payah...! Oh kesah...! Kemana harus kubagi tanpa harus kuangkat galah sebagai sebuah pertanda kalah....!!!!

Hmmm... Harapan itu selalu ada....! Bukankah begitu???
Baiklah aku tulis satu HARAPAN BARU!... Hasil penelitian menyatakan manusia tidak makan mampu bertahan 40 hari. Manusia tak minum mampu bertahan 7 hari. Manusia tak bernafas hanya bisa bertahan maksimal 7 menit deh....! Dan kabarnya bila kita tak punya harapan? hanya bertahan 7 detik!!!  Kata temanku aku harus segera ambil pistol... Berdoa dimulai...Bismillahirrahmanirrahim...! Dan mulai menarik pelatuk... DOORR!! Awas kamu kena...!!! Hore kamu Jatuh....!!!!

Hiks...! Kamu jatuh ya??? Sakit ya...??? Maaf ya bukan maksud hati ingin menyakitimu. Iya nih pistol mainanku belum ikut disita Pak Polisi. Para pedagang masih banyak yang menjajakannya. Padahal sudah banyak korban. Enaknya aku bikin senapan dari pelepah pisang aja ya...! Nanti boleh kita main bersama lagi. Oh ya aku dapat cerita dari Negeri Seribu Asa bahwa kita tak perlu menangisi TAKDIR, Allah yang menciptakan kita. Suka-suka Allah mau diapakan kita ini. Apapun yang terjadi, itulah yang terbaik untuk kita. Dan suka-suka kita untuk tetap merasa bahagia. Hidup itu pilihan, sedih senang itu irama, semua tergantung pada hati kita. Rosevelt pernah berkata bahwa "tidak ada seorang pun yang bisa menyakiti diriku tanpa aku mengizinkannya". Ketika hal yang tidak kita inginkan menyapa, aku yakin mampu melalui semuanya. Semangat ah.... Insya Allah, Dia akan beri hadiah yang lebih indah setelah ini. Tralal-trilili....! moga aku bisa kuat dengan cobaan Ilahi...!

Allahumma 'A-id Ma Iinsharafa 'anni In Kaana Khairan Lii Diinii Wa Dunya Ya Wa Aakhiratii. Ya Allah kembalikan apa yang berpaling dari ku jika baik bagi agamaku, duniaku dan akhiratku

Salah satu cara untuk segera bangkit dari keterpurukan kata sebuah komik yang kubaca adalah dengan tetap menjalani aktivitas seperti sedia kala. Tak perlu bermain-main dengan kura-kura untuk belajar menjadi bahagia. Cukup kantongi sejuta bahagia di kantong jiwa. Hujan masih deras mengguyur, berteman halilintar juga petir yang menyambar coba kuramu resep asa dalam kalbu. Kugoreng telur berbumbu kecap yang menjadi teman duka. Hoy...hoy nasi goreng dengan cabai satu juga sempat tercipta. Kamu mau mencicipinya??? Bukan karena cabai sedang mahal...! Aku tak mau berkompromi dengan asam lambung yang biasanya menemaniku dalam kesedihan.  Huh...dia sahabat yang amat setia dalam duka. padahal aku sudah tak mau berteman dengannya.

Awalnya kubangun istana dari pasir. Juga Puri indah di atas bukit karang. Benteng megah berhiaskan permata-permata dari kerang. Andai ombak tak menyapunya aku akan tetap damai disini. Ombak menerjangnya hingga hancurlah semua....! Aku menangis dan Ya Allah ajari aku tak berburuk sangka pada gelombang yang ikut meluluh lantakkan semua!!!! Ajari aku untuk tetap tersenyum dan ber-khusnudzon terhadap cinta yang kau wujudkan dalam sapaanmu kali ini....!

Kata orang kala sedih begini, seringnya seseorang pengen mati... Halah!!! Benarkah bunuh diri indah untuk mengakhiri segalanya?? Jika kita mati hari ini, apa yang orang akan ingat tentang kita? Kebaikan? Atau keburukan? Seperti hari ketika seorang pahlawan pergi? Atau seperti seorang penjahat mati? Siapakah yang menangis? Siapakah yang tertawa? Akan seperti apakah kita dikenang? Akan seperti apa dunia setelah kita tiada? Oleh karenanya aku tak mau ambil langkah ini. Semua yang tersisa hanyalah tanda kualitas hidup kita.... So mesti masih penuh luka, aku bersyukur Allah masih karuniakan nafas untukku memperbaiki hidup ini... Mengais bekal yang bisa kubawa ke kampung akhirat nanti....! Kalau mau ikut ya jangan akhiri hidupmu dulu ya...!!!!

Aku yakin bahwa waktu yang akan mengobati lukaku  maka aku belajar optimis....! Optimis bukan pesimis apalagi mengemis dengan tangis...! Hidup bukankah tetap melaju dengan dan tanpa aku. So...mengapa masih terpaku dalam pilu. Berusaha tetap hiasi wajah dengan senyum meringis dan yakin akan berakhir manis.

Tapi kayaknya lebih asyik bermain dengan kata-kata. Tak perlu kutaruh sejuta paku yang akan membuat aku tergugu. Biarpun hujan tetap mampir. Ingin kutitipkan sebait do'a pada rintiknya. Semoga Allah tetap beri yang terbaik untuk semesta!

Innalillahi Wa Innailaihi Rooji'un. Allahumma Ajjirni Fi Inshiraafihi Wakhlufni Khairan Minhu. Ya Allah beri aku nilai berharga dari kepergiannya(berpalingnya) dan gantilah dengan yang lebih baik darinya...

Ponggok, 27 September 2010.
Kutulis kisah ini dalam derai air mata....:D, gak nyangka baca lagi aku bisa tertawa. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar