Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Kamis, 30 Juli 2015

MEMBUAT MUKENA MODEL ATASAN BAWAHAN VERSI 2

Bila Anda sudah pernah membaca ulasan saya tentang dasar membuat mukena, kini saya akan membagi beberapa cara untuk menyelesaikan bagian rumitnya. Nah, mari kita belajar bersama.

Selasa, 21 Juli 2015

Sebuah Branding

Entahlah saya sedang jenuh dengan istilah branding. Di jaman ketika semua orang dengan mudahnya membuat branding dengan sosial media, dengan dunia maya dengan sebuah hal yang 'nyeleneh' kata orang Jawa, semua bisa diupayakan terjadi.

Dengan nyanyi di youtube seorang Norman Kamaru akhirnya membuat sebuah brand bahwa polisi pun bisa ramah. Santi dan Jojo juga tiba-tiba bisa mencuat menjadi artis lipsing. Atau saat ini tiba-tiba seseorang bisa membuat branding atas dirinya sebagai penulis karena menulis sebuah buku ataupun membranding diri sebagai blogger setelah posting beberapa tulisan di blog pribadinya.

Branding membuat seseorang kemudian terkenal, dalam beberapa segi. Branding menguntungkan karena kadang rezeki pekerjaan datang dari brand yang dibikin oleh seseorang. Namun dalam beberapa segi branding amat menyiksa, seseorang kadang tidak bebas lagi berbuat sebagai dirinya.

Seorang tokoh yang membangun brand atas dirinya sebagai seorang yang lembut lantas tak bisa lagi berekspresi marah di depan umum. 'Brand gue bisa hancur'. Sedemikian rupa dia tutupi keadaan dirinya sebagai manusia biasa yang kadang bisa marah, jutek juga sifat-sifat yang lain. Padahal dengan dia menutupi dengan ketidakjujuran, brand yang dia bangun akan hancur.

Syawal  ini saya dan suami urung pulang kampung. Suasana lebaran di Jakarta yang berbeda dengan suasana di kampung halaman di saat lebaran. Setelah ramai di hari  pertama, suasana Jakarta menjadi lenggang apalagi sebagian besar penduduknya pulang kampung. Keadaan ini membuat kami berinisiatif untuk mengisi kekosongan waktu dengan bersilaturahmi.

Kawasan Depok menjadi pilihan kami. Karena sudah hari raya ke-5, tentulah kami berasumsi seorang tokoh yang kami targetkan untuk kami silaturahmi tengah ada di rumah. Namun sms, whatsapp juga telpon saya dan suami pada sang tokoh tak berbalas. (bersambung)
Renungan sore 5 Syawal 1435H