Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Jumat, 20 April 2012

PERANGKO OH PERANGKO....!!!!


Di jamam kemajuan teknologi saat ini, peran dari jasa yang diberikan Pos Indonesia mulai digeser oleh beberapa instansi pengiriman barang dan dokumen yang lain, selain juga tergeser oleh peran alat telekomunikasi modern seperti telepon dan internet. Namun sebagai salah satu BUMN dan juga akses Pos Indonesia yang telah menyebar ke seluruh Nusantara, sangat dimungkinkan bahwa peran BUMN ini akan tetap eksis meskipun mengalami penurunan pelanggan.

Satu ciri khas dari produk dan jasa Pos indonesia yang tidak disamai oleh jasa ekspedisi yang lain yaitu adanya perangko sebagai bukti pembayaran pengiriman. Sejak saya mulai melek huruf, bisa membaca dan menulis, di usia SD,  saya mempunyai hobi berkorespondensi, mulai dari para karib kerabat hingga sahabat pena di dalam dan luar negeri. Selain hobi berkorespondensi saya memiliki hobi filateli, yaitu mengumpulkan perangko-perangko bekas. Hingga sekarang saya kadang masih suka mengumpulkan jika melihat perangko yang menarik dan menggelitik.

Seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri 1431H (September 2010)  saya mengirimkan sebuah berkas ke seorang teman di Jawa Barat dengan kiriman pos biasa, artinya saya hanya memanfaatkan perangko sebagai alat pembayaran pengiriman. Dengan Bismillah dan pikiran positif, saya percaya pada pihak Pos Indonesia Persero untuk mengirimkan berkas saya tersebut, Saya pun percaya Insya Allah berkas saya bakal selamat sampai tempat yang dituju. Sengaja saya hanya mengirimkan dengan tarif biasa karena, berkas itu tak terlalu mendesak untuk segera diterima oleh rekan saya. Lagi pula ada perangko yang memang sedang bisa dimanfaatkan.

Sengaja saya masih setia dengan Pos Indonesia, karena rumah saya di desa dan lebih mudah menjangkau Kantor Pos daripada TIKI, JNE, LTH atau yang lainnya, karena semua hanya ada di pusat kota. Selain itu juga karena sejak jaman baheula kami sekeluarga adalah pelanggan yang dikirimi dan mengirimi paket atau surat dengan rutin yang selalu dilewatkan pada Pos Indonesia. Bayangkan saja bapak saya sejak tahun 1972 sudah jadi agen majalah hingga hari ini, tentulah Pak Pos beberapa hari di tiap Minggunya selalu mampir ke rumah saya. Saya saja sampai hafal bunyi kendaraan kala Pak Pos datang juga dia kira-kira datang pukul berapa? :D

Menunggu seminggu, dua minggu tak juga ada kabar berita, saya kontak teman saya, 'belum ada surat dari saya yang terkirim padanya'. Saya dan teman saya masih berusaha bersabar, berharap kiriman tersebut masih nyasar, tapi ternyata hingga dalam hitungan bulan tidak ada kabar tentang surat yang saya kirim. Baik saya sebagai pengirim sudah komplain ke kantor pos tempat saya mengirim surat, pun juga teman saya sudah komplain ke kantor pos di tempat dia tinggal yang tercantum kode pos tempat tujuan surat yang saya kirim. Tapi jawaban dari pihak kantor pos tidak memuaskan.

Seandainya surat itu tidak sampai pada yang tertuju di amplop surat, mungkin yang dikirimi tidak dikenal atau alamat tidak jelas, harusnya surat itu kembali pada saya sang pengirim. Tapi hingga detik saya menulis catatan ini, surat saya tak kembali. Sebagai pihak yang dituju surat teman saya kompalin ke kantor pos terdekat dan dijawab mungkin kesalahan kantor pos tempat saya mengirim surat. Sedangkan pihak kantor pos tempat saya mengirim surat meminta supaya mengecek kantor pos yang dituju.

Pusiiiiiiiiiing khan.....????



Yang lebih menyebalkan, dua kantor pos itu menyalahkan, mengapa saya mengirim berkas dengan perangko? Kabarnya pihak kantor pos hanya bisa dituntut jika kita mengirimkan dengan  surat tercatat- atau surat yang dikirim dengan bukti resi pengiriman. Huh...! Kalau memang perangko tidak menjamin barang yang kita kirim bakal selamat 'mbok yao' / sebaiknya jangan ada lagi deh perangko. Bilang aja sekarang semua pengiriman harus dengan surat resi-tanda pengiriman.

Oke temans...! Ada yang bisa berbagi pengalaman?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar