Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Kamis, 27 Desember 2012

BUAT TEMPE DI RUMAH SENDIRI YUK...!

Yang pertama kali itu selalu mengesankan, dan inilah pengalamanku membuat tempe sendiri. Meskipun harga tempe di pasaran lumayan murah meriah, bukanlah hal yang aneh jika kita ingin mencoba membuat tempe. Apalagi kita tahu seringnya tempe yg ada di pasar dicampur jagung bahannya. Kita tak benar-benar makan tempe kedelai murni. Meskipun sedikit repot, jika percobaan pertama kita berhasil, maka bahagia begitu menyeruak di dada. Tak percaya? Coba aja!

Jangan-jangan jika berhasil, anda akan tertarik berbisnis tempe dengan memproduksinya sendiri. Wih...pedagang di pasar bakal dapat pesaing baru nih. Tak apalah memang 9 dari 10 jalan rezeki seperti yang diriwayatkan oleh Rasulullah saw. adalah berniaga alias berdagang alias berbisnis.

"Malu ah, jualan tempe. Bisa turun gengsi lah gue!" , mungkin itu ujar anda. Mengapa mesti malu lho? Rasulullah panutan kita juga seorang pedagang. Dan ingat seorang sahabat Rasulullah yang bernama Abdurrahman bin Auf yang terkenal kaya raya adalah seorang pedagang. Sesaat setelah hijrah ke Madinah ia sempat tak punya apa-apa. Seorang sahabat yang terlebih dahulu hijrah menawarkan harta untuk dibagi dengannya, namun dia menolak dan meminta ditunjukkan lokasi pasar yang paling dekat. dari sanalah ia memulai bisnisnya yang mengantarkannya menjadi kaya raya.

Ha...ha...kok ngelantur jadi ngomong jualan tempe, saya kan di sini dalam rangka membagi resep membuat tempe. Oke deh saya mulai:
Bahan-bahan :
Kedelai 1 kilogram
Ragi tempe 1/5 sendok makan
Air secukupnya untuk mencuci, merendam dan memasak

Pelengkap :
Plastik atau daun untuk membungkus

Alat-alat:
Baskom untuk mencuci dan merendam kedelai
Panci untuk mengukus/ merebus
Kompor / tungku
Almari makan yang gelap dari cahaya untuk membantu proses peragian

Cara membuat :
  1. Tampi kedelai mentah dari berbagai kotoran seperti kulit, batu, ataupun serangga dan berbagai kotoran yang lain.
  2. Cuci bersih kedelai yang sudah ditampi.
  3. Masukkan dalam air mendidih dan upayakan kedelai tercelup semua bagiannya. Rebus hingga kedelai setengah matang kurang lebih 1 jam.
  4. Beberapa resep yang pernah saya temui meminta kita merendamnya 12 jam ataupun semalam, untuk mempermudah pemisahan kulit ari dengan biji kedelai.Tapi jika anda bisa dengan mudah mengelupas kulitnya anda tak perlu merendamnya dengan air rebusan. Silahkan langsung kelupas kulitnya. Cara mengelupas kulit ari pada pedagang tempe tradisional biasanya dengan cara diinjak-injak dengan kaki. Hiyy....! Inilah yang salah satu yg membuat saya semangat belajar bikin tempe. Alhamdulillah percobaan pertama saya berhasil secara mengingat-ingat cara tetangga saya di kampung bikin tempe. Nah jika anda membuatnya hanya sedikit, anda bisa mengelupas kulit ari kedelai dengan jari tangan manual, seperti bikin kacang klici. Sedangkan jika anda ada tumbukan anda juga bisa memakai tumbukan. Intinya terserah upaya anda untuk menjadikan kulit kedelai terkelupas.
  5. Langkah selanjutnya adalah mencuci bersih kedelai dan pisahkan kulit dari bijinya. Caranya rendam kedelai yang baru ditumbuk tadi dengan air hingga terendam semua. Kulit kedelai yang mengapung segera sanda angkat dan buang.
  6. Jika kedelai telah bersih dari kulitnya sebenarnya aniskada tak perlu menunda memberikan ragi pada esok harinya. Anda harus segera merebus ulang kedelai kupas tadi, untuk membuatnya steril dari kuman-kuman setelah proses pengupasan tadi. Kurang lebih 1 jam anda merebus kedelai hingga empuk. Ada juga yang memberi arahan dengan mengukus, tapi saya lebih suka merebusnya.
  7. Setelah diangkat, tiriskan kedelai masak tadi. Tunggu hingga dingin.
  8. Sementara itu aduk ragi segelas dalam air dingin (anda bisa memakai air matang untuk  menghindari kuman).
  9. Lalu rendam sambil diaduk-aduk merata kedelai yang telah ditiriskan tadi dalam air ragi. tunggu 20 menit.
  10. Tiriskan kedelai masak dari ragi, tunggu hingga  benar-benar tiris.
  11. Cetak dalam kantong plastik atau daun. Beri lubang-lubang dengan sendok garbu.
  12. Masukkan dalam almari  kedap cahaya, tunggu 24 jam.
  13. Setelah 24 jam angin-anginkan dan bisa diperlihatkan pada cahaya matahari, biasanya ragi telah bekerja meskipun belum rata dan tempe mulai mengeras.
  14. Setelah 24 berikutnya tempe sudah bisa dikonsumsi. 
Oh ya, foto menyusul ya, ini saya agak meriang jadi penegn bobok lebih awal:). Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya:D.

Tips : Jika anda susah mendapatkan ragi tempe, buatlah ragi tempe sendiri. Caranya iris tempe segar tipis-tipis lalu jemur hingga kering. Langkah selanjutnya haluskan, anda bisa menggunakan blender untuk menghaluskan atau dengan cobek. Terakhir keringkan benar-benar sebelum disimpan jika anda belum akan menggunakannya secepatnya.


Senin, 24 Desember 2012

Jakarta dan Rinduku pada Air Bersih

Jakarta! Aku Datang...!
Falsafah ‘Gething iku nyanding’  yang sering saya dengar dari sesepuh saya yang merupakan Tiyang Jawi(orang Jawa) tulen ternyata terbukti. Jujur tak ada dalam  mimpi saya, hidup menetap dan rela berikrar sebagai orang Jakarta selamanya. Gething iku nyanding’  yang  berarti jika membenci biasanya justru akan dekat dengan sendirinya, ternyata terbukti.
Yah, saya mungkin lupa tentang sebuah nasehat yang pernah dipopulerkan oleh Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib bahwa “membencilah sesuatu seperlunya dan mencintailah seperlunya, siapa tahu suatu saat kau akan mencinta sesuatu yang kamu  benci dan bisa jadi kamu akan membenci sesuatu yang kamu cintai” hingga akhirnya saya harus mendapat pelajaran itu dengan kenyataan yang saya alami.
Menginjakkan kaki di Jakarta awalnya impian saya waktu kecil, siaran TVRI, stasiun televisi yang pertama kali ada di kampung saya, telah mengekspos Jakarta dengan sedemikian rupa. Wow, Jakarta itu indah bak negeri dongeng yang tidak bisa saya lihat secara langsung dari kampung saya di pelosok Blitar. Ada Pak Presiden, ada para artis juga ada beberapa tokoh terkenal yang  ada di sana. 
Saat saya kecil, saya tak pernah punya pikiran, kalau Jakarta itu penuh sesak, kotor, penuh polusi baik air, tanah maupun udaranya,  juga tindak kriminal tinggi, sama sekali tak ada pikiran tentang hal itu.Trip juga wisata keluarga kami rata-rata tak begitu jauh dari pusaran Jawa Timur dan sekitarnya. 
Orang tua saya punya pengalaman singgah di Jakarta sewaktu muda sebenarnya juga tak punya memori buruk tentang kondisi Jakarta tempo dulu. Namun beberapa kali saya ijin pergi ke Jakarta tak pernah diijinkanan. Sewaktu masih mahasiswa dan hobi berdemo, juga ikut seminar plus pelatihan di sana-sini tak diijinkan pergi ke Jakarta. Sedangkan setelah lulus kuliah saya juga tak diijinkan pergi ikut serangkaian tes recruitment job yang diselenggarakan di Jakarta. Wah, sepertinya ini adalah efek televisi yang memberitakan tentang hal-hal negatif seputar Jakarta. Bapak saya yang penggemar news di TV bisa kuat berjam-jam menonton berita TV meskipun beritanya nyaris diulang-ulang beberapa siaran stasiun TV.
Jakarta dan polusi adalah suatu hal yang berat penyelesainnya





www.pureitwater.com/ID/