Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Selasa, 29 Januari 2013

Mengasah Macam Kecerdasan Anak dengan Mengunjungi Pinisi Edutainment Park)* (Bagian 2)

Pada bagian pertama saya telah mengulas sedikit tentang konsep kota pelabuhan yang dipilih PEP dalam menyajikan tempat hiburan yang sarat dengan pendidikan atau lebih dikenal dengan edutainment. Maka untuk bagian ini, akan saya ulas lebih dalam bagaimana penyajiannya.

One Stop Edutainment Family
PEP dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak usia 2-16 tahun untuk bermain sekaligus belajar.  “Study is fun” mungkin itu bisa mewakili suasana di PEP. Seperti yang ditegaskan Kak Seto Mulyadi, praktisi pendidikan anak; bahwa dunia anak adalah dunia bermain, maka biarkan anak-anak bermain dan bergembira setiap saat.

Begitu anak datang ke lokasi, anak akan dibiarkan menemukan kecenderungan sesuai minat dan bakat mereka masing-masing. Orang tua yang datang menyertai para putra-putri mereka diharapkan tidak memaksakan ananda untuk memasuki wahana tertentu.

Berbagai wahana bermain dan belajar di Pinisi Edutainment Park
Sumber foto : http://twicsy.com/i/G7DKrc

Jika ananda terlihat tertarik terhadap sebuah wahana, ‘awak Pinisi’ -begitu panggilan para pegawai di PEP- maka mereka dengan sigap akan melayani anak-anak.  Para awak Pinisi ini kadang ada juga yang dipanggil dengan nama ‘kapten’ yang diakhiri dengan namanya. Misalnya kapten Rudi. Panggilan ini akan kita dengar dari pengeras suara di PEP jika di sebuah wahana membutuhkan bantuan tambahan seorang children attendant. Sebab kita tahu, sistem di PEP memberikan kebebasan bagi anak memilih dan berpindah ke banyak wahana dengan hanya  membayar sekali tiket masuk saja.

Oh ya, jika Anda sibuk, Anda bisa menitipkan sementara waktu ananda pada para awak Pinisi ini. Pengalaman seorang teman, anaknya dijaga dengan baik saat bermain oleh awak Pinisi, ketika ibundanya sibuk mengikuti pelatihan di ruang teater Pinisi.

 Kostum para 'awak Pinisi' di Pinisi Edutainment Park
Sumber foto : dokumen pribadi

Bermain bagi anak-anak bisa memenuhi sekaligus tiga kebutuhan dasar  dalam proses tumbuh kembang optimal yaitu:
  1. kebutuhan fisik/biomedis,
  2. kebutuhan emosi/kasih sayang,
  3. kebutuhan stimulasi pendidikan.
Dengan durasi enam jam setiap kunjungan anak-anak bisa berkeliling ke banyak wahana yang ada. Setiap anak ketika masuk ke arena PEP akan diberikan identitas berupa gelang yang dapat mendeteksi nama, usia dan jenis kelamin. Gelang identitas  itu berfungsi sebagai alat pemantauan bermacam kecerdasan  juga bakat (multiple intelligences) yang dimiliki anak.



Anak yang bermain di tiap wahana memakai gelang identitas.
Sumber foto : http://www.facebook.com/PinisiEdutainmentPark


 Delapan macam kecerdasan yang dimiliki manusia
Sumber gambar : http://greeneyezwinkin2.files.wordpress.com/

Dari laporan secara online yang diberikan children attendant pada tiap wahana, sistem komputer akan membaca dan menilai kesukaan anak. Laporan online ini akan memuat delapan tipe kecerdasan dalam multiple intelligences yang akan memudahkan guru dan orang tua menganalisis kemampuan anak. Diharapkan dengan menemukan berbagai kecerdasan ini sejak awal, maka akan lebih mudah mempersiapkan anak untuk ke depannya.

Seperti kita tahu, bahwa tidak ada anak yang bodoh. Hanya masing-masing anak memiliki kelebihan di bidangnya masing-masing. Sistem pendidikan di Luar Negeri yang mengoptimalkan kecenderungan anak dengan tidak mewajibkan anak mempelajari banyak hal, perlu dikaji. Sebab dengan tahu potensi dan kelebihan anak, orang tua tidak akan menuntut anak terlalu berat pada bidang yang dia lemah, tapi sebaliknya justru mendorong yang sesuai potensinya.

Anak yang lemah pada matematika, bisa jadi dia mempunyai kecerdasan pada bidang lainnya, misalnya dia justru cerdas pada musik ataupun pada bahasa. Sungguh dan yakinlah para orang tua bahwa anak Anda semua pandai. Tinggal bagaimana Anda mengoptimalkan potensinya masing-masing.

Permainan Flying Fox mengasah kecerdasan fisik
Sumber foto : http://www.facebook.com/PinisiEdutainmentPark

Selain itu dengan membaca laporan secara online, akan terdeteksi modalitas VAK anak. Apakah anak Anda cenderung visual, audiovisual ataukah kinestetik. Misalnya kita bisa mengamati anak-anak yang bermain di PEP, anak yang bisa berkonsentrasi tinggi menonton di planetarium layar datar, atau mungkin sangat berkonsentrasi membatik juga menghias layang-layang maka bisa dideteksi bahwa anak tersebut visual.

Sedangkan jika anak lebih berkonstrasi menari dengan iringan musik juga gamelan, ataupun juga menyanyi maka anak tersebut bisa dideteksi sebagai anak audiovisual. Nah, jika anak Anda justru menyukai memukul gamelan atau bermain angklung bisa dideteksi sebagai anak yang mempunyai kecenderungan kinestetik.

Dengan mengetahui modalitas VAK apa yang lebih dominan pada anak, maka akan lebih mudah mengarahkan cara belajar yang tepat untuknya.

 Kak Seto  Centre di Pinisi Edutainment Park
Sumber foto : dokumen pribadi

Tempat berkonsultasi atas hasil laporan komputer ada di lantai sepuluh, tepatnya di pojok Kak Seto. Di sana ada staff dari Kak Seto Center yang akan bertugas melayani Anda.
(bersambung)

)* Tulisan ini diikutkan  lomba menulis artikel blog tentang Pinisi Edutainment Park.

2 komentar:

  1. makin penasaran.btw, harga tiket masuknya berapa ya?

    BalasHapus
  2. ada di tulisan dengan judul yang sama pada bagian 5 mbak @Aira Kimberly

    BalasHapus