Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Rabu, 30 Januari 2013

Mengasah Macam Kecerdasan Anak dengan Mengunjungi Pinisi Edutainment Park)* (Bagian 4)

Beberapa wahana bermain yang saya ulas di bagian tiga mungkin tak banyak berbeda dengan beberapa play ground juga theme park yang ada di mall-mall lain yang sebelumnya sudah ada. Tapi untuk wahana seni dan budaya yang akan saya bahas di bagian ini sangat berbeda dengan yang lainnya. Bisa dibilang Pinisi Edutainment Park adalah yang pertama mengusung dan mempelopori seni dan budaya Indonesia untuk dibawa ke edutainment di mall.
 
Art and Culture Class
Kelas Seni dan Budaya (Art and Culture Class) bisa dibilang adalah salah satu andalan Pinisi Edutainment Park. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan karena usianya yang masih seumur jagung, ide pengadaan kelas ini perlu diacungi jempol. Tentu membangun sistem yang ada di PEP tidaklah cepat dan mudah. Latihan bagi para pegawai di PEP atau yang kita kenal sebagai 'awak Pinisi' menurut informasi telah dilakukan sejak bulan Februari 2012 dan mereka baru lounching PEP pada November 2012.

Seperti ungkapan Didi Petet, artis yang juga dosen di Institut Kesenian Jakarta, bahwa kehadiran PEP bisa menjadi alternatif bagi orang tua, para guru dan kepala sekolah untuk memperkenalkan kesenian daerah pada para siswa. Dengan biaya yang lumayan terjangkau menurutnya, kita akan bisa tahu apakah anak memiliki bakat di bidang kesenian tertentu. Hal ini sekaligus akan memperkenalkan dan mengajarkan anak untuk mencintai kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Kelas seni dan budaya ada di lantai sembilan. Kelas seni dan budaya yang ada di PEP dipersiapkan bagi anak-anak untuk belajar tari tradisional Indonesia, belajar membatik, belajar vokal, belajar drama, belajar alat musik gamelan, belajar alat musik angklung dan juga belajar bermain traditional puppet atau wayang.

 Kelas Pendalangan

 Kelas Membatik


 Kelas Gamelan


Kelas Vokal

Kelas Menari

Penampilan Kelas Drama di panggung Teater Pinisi

Istimewanya, untuk anak-anak dari kelas seni dan budaya yang bersedia  tampil akan ditampilkan pada hari itu juga di ruang teater Pinisi, mereka tampil di panggung dengan sedikit ataupun banyak penonton. Dengan demikian kegiatan ini akan melatih keberanian mereka untuk tampil di muka umum.

 Penampilan Kelas Menari di panggung Teater Pinisi
 Penampilan Kelas Vokal di panggung Teater Pinisi
Sumber Foto : http://www.facebook.com/PinisiEdutainmentPark 

Peraturan di dalam kelas seni dan budaya antara lain :
  1. Ada batasan usia, misalnya pada kelas batik, anak usia tiga tahun tidak diperbolehkan. Tentu kita bisa faham, pertimbangan keamanannya ketika anak-anak harus memmegang canting panas dan berhadapan dengan perapian.
  2. Jumlah kapasitas yang belajar tiap sesinya, misalnya untuk kelas tari muat untuk sepuluh anak, tetapi untuk kelas batik hanya muat enam orang anak.
  3. Durasi belajar di kelas rata-rata tiga puluh menit saja, dan setelah itu anak dipersilahkan belajar di kelas yang lainnya. 
  4. Tidak boleh membawa makanan dan minuman di kelas, apalagi mengkonsumsinya.
  5. Dewasa dilarang mendampingi ke dalam ruangan kelas (namun ini masih sering dilanggar orang tua dan awak Pinisi sepertinya kewalahan melarangnya).
Tata-tertib yang tertempel di tiap jendela kaca kelas seni dan budaya.
Teater Pinisi Edutainment Art
Teater Pinisi tempatnya di lantai sembilan. Teater Pinisi juga berfungsi untuk Planetarium. Planetarium layar datar yang ada di PEP ini adalah yang pertama kali ada di Indonesia dengan daya tampung 200 anak.

Materi tayangan Planetarium mengajarkan anak-anak bagaimana mencintai alam raya dan sekitarnya, termasuk penanaman kecintaan terhadap lingkungan hidup dan menjaga bumi dari kerusakan.Setiap harinya ada penayangan tentang Planetarium sebanyak empat kali, baik hari efektif maupun weekend


Oh ya, setiap harinya di Teater Pinisi ada jadwal pertunjukan teater dengan mengangkat cerita Lutung Kasarung.  Pertunjukan Lutung Kesarung ala Pinisi ini melibatkan anak-anak pengunjung Pinisi pada tiap harinya, selain juga para awak Pinisi yang bertugas. Anak-anak yang ikut tampil, didandani layaknya pemain teater yang lain, meskipun hanya berperan sebagai figuran.

Kita bisa datang dan menyaksikan pertunjukan ini di ruang Teater Pinisi tiap jam 13.00.-14.00.WIB pada hari Senin-Kamis. Sedangkan  Jum'at- Minggu (Weekend) dua sessi yaitu jam 12.00-13.00 WIB untuk sessi pertama dan jam 17.00-18.00.WIB untuk sessi kedua.

Mungkin ada yang heran, mengapa tiap hari pertunjukan teaternya Lutung Kesarung? Nah, ternyata pertunjukan ini yang sementara ditampilkan dan dinilai mampu melibatkan anak-anak pengunjung Pinisi untuk ikut tampil. Ke depan akan diangkat juga hikayat dan cerita rakyat lain dari penjuru Nusantara.

Pertunjukan Lutung Kesarung
Sumber foto : dokumen pribadi

Banyak anak-anak yang begitu antusias menonton teater ini, mungkin karena saat ini anak-anak kurang sering mendapatkan dongeng sebelum tidur dari para orang tuanya. Selain itu mungkin juga cerita rakyat yang disuguhkan masih asing bagi mereka, karena jarangnya dituturkan di hadapan mereka.


Jadwal pertunjukan di Teater Pinisi
Sumber foto : dokumen pribadi

4D Simulator
Kita bisa menikmati tayangan 4D Simulator di sebuah ruangan di lantai sembilan. Para penonton harus memakai kacamata 4D agar bisa menikmati tayangan yang ada. Sebab gambar yang terlihat di layar hanyalah gambar yang terlihat kabur jika dilihat dengan mata telanjang. Kursi yang dinaiki penonton juga lain daripada yang lain, karena bisa bergerak. Jika jalan menanjak ataupun terjal, penonton merasakan sensasinya dengan gerakannya.

Simulator 4D
Sumber foto : http://www.facebook.com/PinisiEdutainmentPark 

Pojok Kreatifitas
Pada lantai sepuluh, dibalik wahana Waal Climbing, ada pojok kreatifitas. Anak-anak bisa menghias layang-layang dengan bahan yang disediakan oleh awak Pinisi. Asyiknya layang-layang hasil kreasi mereka boleh dibawa pulang. Wah, andai di PEP dibuka sekalian area menerbangkan layang-layang tentu menyenangkan. Sebab saat ini perkotaan semakin sempit dan jarang ada tempat yang bisa digunakan oleh anak-anak untuk menerbangkan layang-layang mereka. 


Pojok Kreatifitas
Sumber foto : dokumen pribadi

(bersambung)

)* Tulisan ini diikutkan  lomba menulis artikel blog tentang Pinisi Edutainment Park.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar