Pada bagian pertama saya telah mengulas sedikit tentang
konsep kota pelabuhan yang dipilih PEP dalam menyajikan tempat hiburan yang
sarat dengan pendidikan atau lebih dikenal dengan edutainment. Maka untuk bagian ini, akan saya ulas lebih dalam
bagaimana penyajiannya.
One Stop Edutainment Family
PEP dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak usia 2-16 tahun
untuk bermain sekaligus belajar. “Study is fun” mungkin itu bisa mewakili
suasana di PEP. Seperti yang ditegaskan Kak Seto Mulyadi, praktisi pendidikan
anak; bahwa dunia anak adalah dunia bermain, maka biarkan anak-anak bermain dan
bergembira setiap saat.
Begitu anak datang ke
lokasi, anak akan dibiarkan menemukan kecenderungan sesuai minat dan bakat
mereka masing-masing. Orang tua yang datang menyertai para putra-putri mereka
diharapkan tidak memaksakan ananda untuk memasuki wahana tertentu.
Berbagai wahana bermain dan belajar di Pinisi Edutainment Park
Sumber foto : http://twicsy.com/i/G7DKrc
Jika ananda terlihat
tertarik terhadap sebuah wahana, ‘awak Pinisi’ -begitu panggilan para pegawai
di PEP- maka mereka dengan sigap akan melayani anak-anak. Para awak Pinisi ini kadang ada juga yang
dipanggil dengan nama ‘kapten’ yang diakhiri dengan namanya. Misalnya kapten Rudi. Panggilan ini akan kita dengar dari pengeras
suara di PEP jika di sebuah wahana membutuhkan bantuan tambahan seorang children attendant. Sebab kita tahu, sistem
di PEP memberikan kebebasan bagi anak memilih dan berpindah ke banyak wahana
dengan hanya membayar sekali tiket masuk
saja.
Oh ya, jika Anda sibuk, Anda bisa menitipkan sementara waktu ananda pada para awak Pinisi ini. Pengalaman seorang teman, anaknya dijaga dengan baik saat bermain oleh awak Pinisi, ketika ibundanya sibuk mengikuti pelatihan di ruang teater Pinisi.
Oh ya, jika Anda sibuk, Anda bisa menitipkan sementara waktu ananda pada para awak Pinisi ini. Pengalaman seorang teman, anaknya dijaga dengan baik saat bermain oleh awak Pinisi, ketika ibundanya sibuk mengikuti pelatihan di ruang teater Pinisi.
Kostum para 'awak Pinisi' di Pinisi Edutainment Park
Sumber foto : dokumen pribadi
Bermain bagi anak-anak bisa memenuhi sekaligus tiga
kebutuhan dasar dalam proses tumbuh
kembang optimal yaitu:
-
kebutuhan
fisik/biomedis,
-
kebutuhan
emosi/kasih sayang,
-
kebutuhan stimulasi pendidikan.
Dengan durasi enam jam setiap kunjungan anak-anak bisa
berkeliling ke banyak wahana yang ada. Setiap anak ketika masuk ke arena PEP
akan diberikan identitas berupa gelang yang dapat mendeteksi nama, usia dan
jenis kelamin. Gelang identitas itu berfungsi
sebagai alat pemantauan bermacam kecerdasan
juga bakat (multiple intelligences) yang dimiliki anak.
Anak yang bermain di tiap wahana memakai gelang identitas.
Sumber foto : http://www.facebook.com/PinisiEdutainmentPark
Delapan macam kecerdasan yang dimiliki manusia
Sumber gambar : http://greeneyezwinkin2.files.wordpress.com/
Dari laporan secara online yang diberikan children attendant pada tiap wahana, sistem komputer akan membaca dan menilai kesukaan anak. Laporan online ini akan memuat
delapan tipe kecerdasan dalam multiple intelligences yang akan memudahkan
guru dan orang tua menganalisis kemampuan anak. Diharapkan dengan menemukan
berbagai kecerdasan ini sejak awal, maka akan lebih mudah mempersiapkan anak
untuk ke depannya.
Seperti
kita tahu, bahwa tidak ada anak yang bodoh. Hanya masing-masing anak
memiliki kelebihan di bidangnya masing-masing. Sistem pendidikan di Luar
Negeri yang mengoptimalkan kecenderungan anak dengan tidak mewajibkan
anak mempelajari banyak hal, perlu dikaji. Sebab dengan tahu potensi dan
kelebihan anak, orang tua tidak akan menuntut anak terlalu berat pada
bidang yang dia lemah, tapi sebaliknya justru mendorong yang sesuai
potensinya.
Anak
yang lemah pada matematika, bisa jadi dia mempunyai kecerdasan pada
bidang lainnya, misalnya dia justru cerdas pada musik ataupun pada
bahasa. Sungguh dan yakinlah para orang tua bahwa anak Anda semua
pandai. Tinggal bagaimana Anda mengoptimalkan potensinya masing-masing.
Permainan Flying Fox mengasah kecerdasan fisik
Sumber foto : http://www.facebook.com/PinisiEdutainmentPark
Selain itu dengan membaca laporan secara online, akan terdeteksi modalitas VAK anak. Apakah anak Anda cenderung visual, audiovisual ataukah kinestetik.
Misalnya kita bisa mengamati anak-anak yang bermain di PEP, anak yang
bisa berkonsentrasi tinggi menonton di planetarium layar datar, atau
mungkin sangat berkonsentrasi membatik juga menghias layang-layang maka
bisa dideteksi bahwa anak tersebut visual.
Sedangkan
jika anak lebih berkonstrasi menari dengan iringan musik juga gamelan,
ataupun juga menyanyi maka anak tersebut bisa dideteksi sebagai anak audiovisual. Nah,
jika anak Anda justru menyukai memukul gamelan atau bermain angklung
bisa dideteksi sebagai anak yang mempunyai kecenderungan kinestetik.
Dengan mengetahui modalitas VAK apa yang lebih dominan pada anak, maka akan lebih mudah mengarahkan cara belajar yang tepat untuknya.
Kak Seto Centre di Pinisi Edutainment Park
Sumber foto : dokumen pribadi
Tempat berkonsultasi atas hasil laporan komputer ada di
lantai sepuluh, tepatnya di pojok Kak Seto. Di sana ada staff dari Kak Seto Center
yang akan bertugas melayani Anda.
(bersambung)
)* Tulisan ini diikutkan lomba menulis artikel blog tentang Pinisi
Edutainment Park.
makin penasaran.btw, harga tiket masuknya berapa ya?
BalasHapusada di tulisan dengan judul yang sama pada bagian 5 mbak @Aira Kimberly
BalasHapus