Welcome, Selamat Datang, Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, semoga bisa menambah relasi pertemanan dan mengikat tali silaturahmi. Blog ini berisi penuh cerita tentang dunia menulis, kuliner, crafting, islamic, pendidikan dan gardening. Sungguh senang jika anda berkenan meninggalkan jejak dan pesan di blog ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat:D.

Kamis, 27 Juni 2013

MENJAHIT ITU MUDAH

Sejak kecil saya terbiasa mengutak-atik benang, jarum dan kain. Mulai sekedar mengikuti arahan guru ketrampilan atau prakarya, ataupun memang sengaja membuat kerajinan tangan pengisi waktu luang. Di blog ini, Insya Allah saya juga akan berbagi beberapa pengalaman menjahit yang bisa juga Anda terapkan ataupun sengaja Anda adaptasi.

Mulai sekedar membuat pita rambut, celemek, taplak meja, quilting, tutup kulkas, tutup rice cooker/magic com, tas, sprei, sarung bantal-guling, mukena, bahkan menjahit aneka busana. Ha...ha...banyak banget rencana nulis aneka jahitannya. Gak pa-pa lah, bukankah sebaiknya kita tulis rencana kita sebelum terlupa. Insya Allah dengan demikian akan terlaksana. Amien...!

Selasa, 25 Juni 2013

BABY BOOK FLANEL

Tahun 2010 saya sempat memiliki bisnis pembuatan buku untuk bayi (baby book) dari kain flanel. Hal ini seiring maraknya kampanye mengajarkan anak dini membaca sejak bayi. Sebenarnya permintaan pasar masih lumayan banyak, namun berhubung kerumitan yang tinggi dan saya sempat mengalami kerugian massal akibat salah produksi akhirnya sementara saya hentikan dulu jika ada pesanan. Ingin berbagi cara membuatnya pada Anda, namun sementara saya pamerkan hasilnya dulu saja ya :), terus terang saat ini saya sedang tidak sempat menulis panjang lebar. Konsep yang saya usung yaitu buku bayi ini merupakan buku dwi bahasa (billingual), permainan warna dan kerajinan tangan yang saya mainkan.  Mau memesan eits...! Jangan dulu, nanti kalau sudah siap pasti akan saya umumkan, atau jika ada redy stok:). Silahkan menikmati salah satu fotonya terlebih dahulu:D.




Maukah Kamu Dimadu Saudariku ???

 “ Hiks...hiks...Aku baru saja menangis….Haru! Calon istriku tadi ngomong baik-baik, membolehkan aku poligami, coz bakal jauh, padahal nikah aja belum…”, sebuah sms terkirim dari seorang karib saya di tengah malam, hampir pukul dua belas malam. Sepertinya dia tak bisa terlelap malam itu, hingga perlu mengirimkan sms itu di tengah malam pada nomer saya. Saya terbangun merenung akhirnya, setelah membaca sms tersebut sebelum kemudian membalasnya.

Karib saya Insya Allah akan menikah dengan seorang gadis di seberang pulau, calonnya seorang dokter yang masih harus menjalani PTT hingga dua tahun ke depan di luar pulau dan di daerah terpencil, sedangkan kini dia tengah mengembangkan karier di Jawa, dan dalam waktu dekat belum memungkinkan mereka untuk bersatu tempat tinggal setelah menikah bulan depan. Yah…sepertinya mereka harus mengalami long distance cukup lama…

)))0(((

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” [An-Nisa : 3]

Tak hendak sebenarnya saya membahas masalah ini, bukan hanya karena hal ini masih menjadi polemik dan pro kontra, yang pasti masyarakat kita kebanyakan belum bisa menerima salah satu hal yang sebenarnya tidak dilarang oleh Allah ini.... dari pernikahan Ust. Kondang A’a Gym yang menuai kontroversi ataupun sekedar novel dan film Ayat-Ayat Cinta yang diklaim tlah memunculkan virus poligami ini. Namun semata karena saya belum menikah dan saya tak mau menjilat ludah saya kembali nanti, ketika mungkin pendapat saya kini ternyata tak sama dengan pendapat saya kelak beberapa waktu setelah saya menikah nanti, hanya itu alasannya.

Namun mau tak mau silaturahmi saya ke rumah sepupu saya di Madura 2 tahun lalu membuka cakrawala saya. Seminggu di sana cukuplah membuat saya berfikir dan menganalisis keadaan yang ada. Sepupu saya tak pernah menceritakan bagaimana keadaan keluarga suaminya yang mana mereka masih tinggal serumah dengan mertua sampai saat itu, jadilah saya yang menganalisis dan mencoba memahami situasi begitu sampai di sana. Ternyata seorang wanita yang dipanggil dengan nama mbak Yayuk oleh sepupu saya sebenarnya adalah istri kedua mertua laki-lakinya. Dan wanita penderita stroke yang setengah lumpuh yang dipanggil ibu adalah istri pertama yang merupakan ibu dari suami sepupu saya.

Setengah tak percaya saya menyadari hal ini, bagaimana mungkin para madu bisa rukun tinggal satu rumah. Bagaimana tragedi kecemburuan istri Rasulullah.saw begitu membekas di sejarah kenabian. Cemburu merupakan tanda adanya cinta, mustahil orang yang mengakui mencintai kekasihnya (suaminya/istrinya) tidak memiliki rasa cemburu. Cemburu merupakan tanda kesempurnaan cinta, akan tetapi cemburu bisa tercela apabila terlalu berlebihan dan melampui batas. Aisyah radhiyallahu anha adalah seorang wanita pencemburu hal ini terjadi karena begitu besar rasa cintanya kepada kekasihnya yaitu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.Nah, marilah kita simak kisah beliau ;Dari Aisyah, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam keluar dari rumahnya pada suatu malam.Aisyah menuturkan, “Maka akupun menjadi cemburu kepada beliau sekiranya beliau mendatangi istri yang lain. Kemudian beliau kembali lagi dan melihat apa yang terjadi pada diriku.

“Apakah engkau sedang cemburu?” tanya beliau.

“Apakah orang semacam aku ini tidak layak cemburu terhadap orang seperti engkau ?

”“Rupanya syetan telah datang kepadamu”, sabda beliau

Dari Aisyah, dia berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang pandai masak seperti halnya Shafiyah. Suatu hari dia membuatkan makanan bagi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, yang ketika itu beliau di rumahku.Seketika itu badanku gemetar karena rasa cemburu yang menggelegak. Lalu aku memecahkan bejana Shafiyah. Akupun menjadi menyesal sendiri. Aku berkata,”Wahai Rasulullah, apa tebusan atas apa yang aku lakukan ini?”

Beliau menjawab, “bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus diganti dengan makanan yang sama” (ditakrij Abu Daud dan An-Nasa’i). Ataupun masih kita ingat tragedi tentang madu yang dirusak oleh beberapa istri Rasulullah, yang hampir saja membuat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengharamkan meminum madu, sebelum datang peringatan dari Allah

Beberapa hari sempat saya memendam pertanyaan, bagaimana ibu mertua sepupu saya bisa ikhlas menerima dirinya dimadu? Ternyata mbak Yayuk adalah madu yang dipilih sendiri oleh Bu Tuti mertua sepupu saya, usianya sepantaran dengan anak pertamanya. Setelah bu Tuti sempat menderita stroke yang hampir membawanya berpulang 20 tahun lalu, namun atas kuasa Allah ternyata beliau masih hidup namun cacat, sehingga tidak bisa melaksanakan salah satu kewajibannya sebagai seorang istri. Masih saya saksikkan suaminya masih setia menungguinya, menuntun langkah kakinya atau menemaninya menonton siaran kuliah Subuh di Televisi kegemarannya. Dari pernikahan suami dan madunya seorang putri usia SMP juga hidup dengan rukun diantara mereka.

Penasaran masih melingkupi benak saya, untunglah sehari sebelum saya pulang dari Madura, Bu Tuti mungkin melihat kebingungan saya yang kadang salah kepada Bu Yayuk, saya selalu salah mengatakan Bu yayuk adalah anaknya, akhirnya beliau bercerita, dan ada satu kalimat yang saya ingat dan saya garis bawahi “ ….seorang istri yang baik adalah istri yang berusaha membuat suaminya berbahagia !” dan itulah jawaban rahasia atas pertanyaan saya beberapa waktu.

)))0(((

Dan seringkali wanita begitu posesif mencintai laki-laki, meskipun ini tak bisa digeneralisir, teringat ibu seorang kawan begitu down ketika suaminya meninggal. Beliau jatuh sakit dan tak lama kemudian menyusul suaminya pergi menghadap Allah. Atau saya sebagai lajang yang kadang hari ini seringkali memperhatikan perubahan-perubahan sahabat-sahabat saya setelah menikah, mulai dari seringnya sedikit-sedikit menghubungi suaminya padahal dulunya makhluk paling cuek sedunia (he...he...bukannya mupeng!), dan mereka perlu sejuta alasan kini untuk mempunyai acara bersama teman-temannya yang lajang. Inilah seringkali yang membuat saya menjadi makluk yang patah hati ketika sahabat saya menikah , saya jadi merasa sendiri...hiks...hiks... :)

Teringat pula seorang teman sewaktu dia belum menikah, dia begitu idealis ingin berbagi kebahagian dengan para teman wanitanya yang belum juga tertakdirkan menikah dan dia berniat jika telah menikah dia akan rela suaminya berpoligami, namun nyatanya dia akhirnya dia sekarang merasa tak rela. Dalam sebuah diskusi yang memperbincangkan tentang banyaknya wanita lajabg dengan usia matang saya sempat melontarkan pendapat "tak ada salahnya jika pilihan yang diambil adalah sebuah poligami, dan apa pendapatnya "OK! lah Sari kamu berpendapat begitu... aku tak yakin kalau kamu sudah punya suami kamu akan berkata dengan begitu ringannya, nyaris pendapatku dulu seelum menikah tak jauh dari pendapatmu :)" tersenyum kecut saya mendengar sanggahannya. tapi bagaimanapun setiap orang berhak punya pendapat....

Kutipan ungkapanTeh Ninih di sebuah tabloid sempat membuat saya berlinang air mata, ....”. Bagaimanapun sebuah pilihan logis seorang istri, tentu ia lebih memilih suaminya untuk berpoligami daripada sang suami berzina. Beliau berusaha memanajemen hati untuk ikhlas menerima ’Aa Gym menikah kembali bahkan beliau yang memilih siapa yang menjadi madunya. ”Kalau selama ini kita mencoba menjadikan Allah sebagai cinta tertinggi, rasanya saya malu jika saya kemudian bersedih atas takdir ini, sungguh semua ini adalah ujian bagi saya siapakah yang paling saya cintai.....”

)))0(((

Beberapa waktu saya saksikkan, guyonan-guyonan di seminar pernikahan dan pengajian banyak dari para ustadz dan trainer yang menyinggung tentang masalah poligami, dan ini diikuti protes keras para ibu-ibu di area tanya jawab. Terkesan sekarang para bapak-bapak mulai terprovokasi dan sering mengancam istrinya dengan poligami meskipun hanya sebatas guyonan. Namun konsekuensi dari poligami tak sederhana seorang suami harus bisa adil membagi segalanya. Lagi –lagi saya bertindak sebagai makhluk pemerhati sosial, dan saya bertanya dalam hati... apakah saya rela dimadu?

Iseng-iseng saya mengadakan survey, mulai dari teman kerja, teman pengajian, sahabat-sahabat saya bahkan juga teman –teman di dunia maya termasuk facebook . Dari beberapa responden yang terdiri dari wanita dan  pria menyatakan ; 30 % setuju tanpa syarat yang suaranya banyak pada lelaki, 45% setuju adanya poligami tapi dengan syarat, sedangkan 20 % menolak keras-keras, dan 5 % no coment dan bosan dengan tema tersebut.

)))0(((

Seorang teman yang akan melangsungkan pernikahan begitu berempati ketika melihat sahabatnya belum menikah sempat mempunyai pernyataan begini ”...jika sampai suatu saat nanti kamu juga belum tertakdirkan menikah, maukah kamu berjuang bersamaku, menikah dengan suamiku ?”

Sontak sang sahabat merah padam, dan mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba menjadi melankolis, ”Walah-walah suamimu bujang aja aku gak mau lho...apalagi sudah punya istri, hi...hi...!”

)))0(((

Satu hal selain sebuah doktrin dalam Al Qur’an kitab suci kita umat Islam yang tidak kita sangsikan kebenarannya, bahwa Dia (Allah) tak melarang poligami. Perlu disadari laki-laki mencintai wanita seperti wanita mencintai anak-anaknya. Bagaimana tidak kisah Abdurrahman bin Auf sang saudagar terkenal, Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan yang mula-mula masuk Islam; termasuk kelompok sepuluh yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga; termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah (sebagai formatur) dalam pemilihan khalifah sesudah Umar bin Khattab r.a.; dan seorang mufti yang dipercayai Rasulullah saw. untuk berfatwa di Madinah selagi beliau masih hidup di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin.

Abdurrahman bin Auf masuk Islam sebelum Rasulullah saw. masuk ke rumah Al-Arqam, yaitu dua hari sesudah Abu Bakar ash-Shidiq masuk Islam. Sama halnya dengan kelompok kaum muslimin yang pertama-tama masuk Islam, Abdurrahman bin Auf tidak luput dari penyiksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy, tetapi dia sabar dan tetap sabar. Pendiriannya teguh dan senantiasa teguh. Dia menghindari dari kekejaman kaum Quraisy, tetapi selalu setia dan patuh membenarkan risalah Muhammad. Kemudian dia turut pindah (hijrah) ke Habasyah bersama-sama kawan-kawan seiman untuk menyelamatkan diri dan agama dari tekanan kaum Quraisy yang senantiasa menerornya.

Tatkala Rasulullah saw. dan para sahabat beliau diijinkan Allah hijrah ke Madinah. Abdurrahman menjadi pelopor bagi orang-orang yang hijrah untuk Allah dan Rasul-Nya. Dalam perantauan, Rasulullah mempersaudarakan orang-orang muhajirin dan orang-orang Anshar. Maka Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Rabi' al-Anshari r.a.

Pada suatu hari Sa'ad berkata kepada saudaranya, Abdurrahman, "Wahai saudaraku Abdurrahman! Aku termasuk orang kaya di antara penduduk Madinah. Hartaku banyak. Aku mempunyai dua bidang kebun yang luas, dan dua orang istri. Pilihlah olehmu salah satu di antara kedua kebun itu, kuberikan kepadamu mana yang kamu sukai. Begitu pula salah seorang di antara kedua istriku, akan kuceraikan mana yang kamu senangi, kemudian aku nikahkan engkau dengan dia."

Jawab Abdurrahman bin Auf, "Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepada Saudara, kepada keluarga Saudara, dan kepada harta Saudara. Saya hanya akan minta tolong kepada Saudara menunjukkan di mana letaknya pasar Madinah ini?"

Sa'ad menunjukkan pasar tempat berjual beli kepada Abdurrahman. Maka, mulailah Abdurrahman berniaga di sana, berjual beli, melaba dan merugi, cikal bakal Abdurrahman Bin Auf kelak maju bisnisnya.Belum berapa lama dia berdagang, terkumpullah uangnya sekadar cukup untuk mahar menikah. Abdurrahman menjadi orang terkaya di antara para sahabat. Perniagaannya selalu meningkat dan berkembang. Kafilah dagangnya terus-menerus hilir mudik dari dan ke Madinah mengangkut gandum, tepung, minyak, pakaian, barang-barang pecah-belah, wangi-wangian dan segala kebutuhan penduduk.
Dari kisah inilah saya sempat berfikir...Waduh, kalau saya menjadi salah satu istri dari Sa’ad, rasanya bagaimana ya, sedih tentu....padahal saya telah mencintai suami saya dengan posesif tapi nyatanya suami saya justru menawarkan saya pada orang lain...Hiks...!


Terlepas saya kini telah menikah ataupun belum saya tetap berfikir jika poligami bisa memberikan solusi atas banyaknya wanita lajang dengan usia matang....


)))0(((


Turut berduka cita atas wafatnya bu Tuti yang mengispirasi tulisan ini di Sumenep Madura karena stroke pada 14 Mei 2010, Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal baiknya…. Amin!

*Tulisan ini saya buat ketika saya masih lajang ^_^.