Masa kecil saat bersama sepupu saya senang sekali berburu jamur kala musim angin pancaroba datang mengunjungi kampung kami. Kami berburu jamur barat yang biasanya tumbuh di kayu-kayu yang telah mati. Masa itu tak terpikirkan kalau kelak jamur akan bisa dibudidayakan dan kami tak usah bersusah payah menyusuri kebun juga sawah ladang tempat jamur tiba-tiba muncul tanpa kami tahu dari balikya semak-semak.
Hingga sore kami berburu lalu, kami buat perapian di kebun dari batu dengan bahan bakar kayu juga ranting kering yang kami cari dari kebun. Mengendap-endap mengambil panci ataupun wajan milik Bulek alias Tante saya dan kami pesta masak-masakan jamur hingga petang hampir menjelang. Masa yang indah dikenang.
Hingga sore kami berburu lalu, kami buat perapian di kebun dari batu dengan bahan bakar kayu juga ranting kering yang kami cari dari kebun. Mengendap-endap mengambil panci ataupun wajan milik Bulek alias Tante saya dan kami pesta masak-masakan jamur hingga petang hampir menjelang. Masa yang indah dikenang.
Namanya Pak Heri. Mulai mengenal budidaya jamur pada tahun 1999. Jaman krisis moneter dia berani mengikuti pelatihan langka dengan harga 800 ribu rupiah. Harga yang fantastis saat itu. Berbekal niat dan Bismillah pelatihan yang diselenggarakan di radio Mayangkara Blitar ini dia ikuti dengan serius.
Kini bisnis jamur juga kian menjamur bak namanya, namun Pak Heri tetap eksis mengelola bisnisnya ini tanpa takut dengan pesaing di luar sana. Kesadaran masyarakat akan nutrisi yang tergantung pada jamur menjadikan jamur naik jamur di pasar sayur Indonesia. Kalangan vegetarian semacam saya juga sangat suka dengan jamur karena bisa diolah untuk membuat daging tiruan. Jamur juga diolah dengan berbagai macam cara, seperti dibuat keripik, pepes, oseng-oseng dll.
Pak Heri saat ini hanya membudidayakan jamur tiram putih dan jamur kuping. Jamur tiram dijual segar, sedangkan jamur kuping yang hitam dijual dalam bentuk basah segar dan kering. Mengapa dipilih hanya 2 varietas itu? Ini terkait pada media tanam yang mudah disediakan.
Baglog yang diproduksi Pak Heri berasal dari bubuk kayu sisa gergajian dan campuran bekatul. Sedangkan jamur yang lain ada yang berasal dari daun padi kering baglognya, jamur yang seperti ini hanya mampu sekali panen untuk masa satu kali produksi dan daun padi kering juga lumayan susah dicari di saat-saat tertentu.
Jadi secara ekonomis baglog dari campuran kayu dan bekatul yang lebih dipilih. Lebih lama umurnya dan lebih mudah di dapat di setiap waktu.Baglog yang sudah melewati masa prduktif juga masih bisa dijual pada peternak cacing ataupun dipakai campuran media tanam tanaman hias.
Dalam sebulan rata-rata minimal beliau menerima order 4000 baglog. Mengapa Pak Heri tetap eksis? Sebabnya kebanyakan petani jamur enggan untuk membuat baglog sendiri. Pak Heri sebenarnya juga tak pelit berbagi ilmu, beliau menggratiskan biaya pelatihan pun kini sudah jamannya ilmu dijual dalam pelatihan komersial. Prosentase hasil baglog yang tak seragam jika membuat sendiri menjadikan petani jamur lain lebih memilih menyerahkan pada ahlinya. Pak Heri memberikan garansi, jika baglog yang dibeli darinya kurang bagus hasilnya beliau akan memberikan gantinya.
Jika kita membeli baglog jadi ke Pak Heri, harganya juga lumayan murah. Kita cukup merogoh kantong Rp.2.250,00/baglog dengan berat rata-rata 1,2 kg baglog yang berukuran polibag 18 x 35 cm. Dengan masa produktif rata-rata selama 3 bulan bahkan bisa juga hingga 5 bulan, kita bisa memanennya hingga 10 kali. Total 1 baglog selama masa produktif bisa menghasilkan 900 gram jamur segar.
Kita cukup menyediakan tempat tak perlu luas asal gelap dan lembab jika hanya ingin sekedar mencoba ataupun jika sekedar menyalurkan hobi, dan kita boleh membeli baglog tanpa minimum order. Pak Heri juga memberikan gratis pelatihan budidaya hingga kita bisa. Perawatan jamur bisa dibilang tak rumit, hanya perlu sedikit kesabaran dan ketelatenan juga ketelitian dari pemelihara.Tiap hari kita harus memastikan baglog lembab dan berada di kegelapan. Kita cukup menyemprot dengan air pada baglog-baglog yang kering. Jika daerah tempat tinggal Anda lembab, Anda tak perlu menyiran tiap hari.
Pengiriman baglog dalam skala besar dengan mobil bak terbuka ataupun truk dan biaya pengiriman ditanggung pembeli. Dalam skala kecil untuk luar kota baglog bisa dikirim dengan ekspedisi seperti Pos Indonesia, JNE, TIKI, KALOG (PT.KAI), dll.
Selain menjual baglog kita bisa membeli jamur segar seharga Rp.10.000,00/kg dari Pak Heri. Ini harga yang juga dipasang untuk pengepul jamur. Jamur di Jakarta bisa tembus minimal Rp.20.000,00/kg dan di pasar swalayan bisa tembus Rp.18.000,00 tiap 250 gram, artinya sekilo bisa berharga Rp.72.000,00. Wow fantastis bukan.
Kini bisnis jamur juga kian menjamur bak namanya, namun Pak Heri tetap eksis mengelola bisnisnya ini tanpa takut dengan pesaing di luar sana. Kesadaran masyarakat akan nutrisi yang tergantung pada jamur menjadikan jamur naik jamur di pasar sayur Indonesia. Kalangan vegetarian semacam saya juga sangat suka dengan jamur karena bisa diolah untuk membuat daging tiruan. Jamur juga diolah dengan berbagai macam cara, seperti dibuat keripik, pepes, oseng-oseng dll.
Pak Heri saat ini hanya membudidayakan jamur tiram putih dan jamur kuping. Jamur tiram dijual segar, sedangkan jamur kuping yang hitam dijual dalam bentuk basah segar dan kering. Mengapa dipilih hanya 2 varietas itu? Ini terkait pada media tanam yang mudah disediakan.
Baglog yang diproduksi Pak Heri berasal dari bubuk kayu sisa gergajian dan campuran bekatul. Sedangkan jamur yang lain ada yang berasal dari daun padi kering baglognya, jamur yang seperti ini hanya mampu sekali panen untuk masa satu kali produksi dan daun padi kering juga lumayan susah dicari di saat-saat tertentu.
Jadi secara ekonomis baglog dari campuran kayu dan bekatul yang lebih dipilih. Lebih lama umurnya dan lebih mudah di dapat di setiap waktu.Baglog yang sudah melewati masa prduktif juga masih bisa dijual pada peternak cacing ataupun dipakai campuran media tanam tanaman hias.
Dalam sebulan rata-rata minimal beliau menerima order 4000 baglog. Mengapa Pak Heri tetap eksis? Sebabnya kebanyakan petani jamur enggan untuk membuat baglog sendiri. Pak Heri sebenarnya juga tak pelit berbagi ilmu, beliau menggratiskan biaya pelatihan pun kini sudah jamannya ilmu dijual dalam pelatihan komersial. Prosentase hasil baglog yang tak seragam jika membuat sendiri menjadikan petani jamur lain lebih memilih menyerahkan pada ahlinya. Pak Heri memberikan garansi, jika baglog yang dibeli darinya kurang bagus hasilnya beliau akan memberikan gantinya.
Jika kita membeli baglog jadi ke Pak Heri, harganya juga lumayan murah. Kita cukup merogoh kantong Rp.2.250,00/baglog dengan berat rata-rata 1,2 kg baglog yang berukuran polibag 18 x 35 cm. Dengan masa produktif rata-rata selama 3 bulan bahkan bisa juga hingga 5 bulan, kita bisa memanennya hingga 10 kali. Total 1 baglog selama masa produktif bisa menghasilkan 900 gram jamur segar.
Kita cukup menyediakan tempat tak perlu luas asal gelap dan lembab jika hanya ingin sekedar mencoba ataupun jika sekedar menyalurkan hobi, dan kita boleh membeli baglog tanpa minimum order. Pak Heri juga memberikan gratis pelatihan budidaya hingga kita bisa. Perawatan jamur bisa dibilang tak rumit, hanya perlu sedikit kesabaran dan ketelatenan juga ketelitian dari pemelihara.Tiap hari kita harus memastikan baglog lembab dan berada di kegelapan. Kita cukup menyemprot dengan air pada baglog-baglog yang kering. Jika daerah tempat tinggal Anda lembab, Anda tak perlu menyiran tiap hari.
Pengiriman baglog dalam skala besar dengan mobil bak terbuka ataupun truk dan biaya pengiriman ditanggung pembeli. Dalam skala kecil untuk luar kota baglog bisa dikirim dengan ekspedisi seperti Pos Indonesia, JNE, TIKI, KALOG (PT.KAI), dll.
Selain menjual baglog kita bisa membeli jamur segar seharga Rp.10.000,00/kg dari Pak Heri. Ini harga yang juga dipasang untuk pengepul jamur. Jamur di Jakarta bisa tembus minimal Rp.20.000,00/kg dan di pasar swalayan bisa tembus Rp.18.000,00 tiap 250 gram, artinya sekilo bisa berharga Rp.72.000,00. Wow fantastis bukan.
Alamat Pak Heri
Budidaya Jamur Tiram Sekar Alam Blitar
Dusun Banaran RT.3 RW.4 Desa Maliran
Kecamatan Ponggok - Kabupaten Blitar.
HP. 0855613387 (sms/telp)
Mohon maaf mau nanya, nomor di atas apakah sudah benar? kok tidak bisa dihubungi? mohon konfirmasinya. Terimakasih
BalasHapusMungkin nomernya ganti atau hp-nya hilang mbak. Nomer beliau yg sekarang sedang saya usahakan lagi. Tapi jika mbak mau menyusuri alamat di atas, Insha Allah alamatnya tetap.
BalasHapus